Tidak dapat
dipungkiri di jaman serba cepat ini, kita selalu melakukan apapun dengan
instan. Tak terkecuali dengan mengkonsumsi air untuk minum. Banyak orang yang
lebih memilih membeli air minum kemasan saja untuk dibawa di jalan dibandingkan
dengan membawa air minum sendiri dari rumah, atau bahkan dirumah pun mereka
tidak memasak air sendiri tetapi juga menggunakan air galon. Tanpa kita sadari,
ternyata air minum kemasan yang selama ini kita minum dan kita anggap aman
untuk dikonsumsi bisa mengandung mikroba-mikroba berbahaya. Apa saja mikroba
yang bisa terdapat dalam air minum kemasan? Dan bagaimana sebenarnya proses
pembuatan air minum kemasan ini? Saya akan berbagi sedikit info nya disini..
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK
(Air Minum Dalam Kemasan) menurut SNI 01-3553-2006, merupakan air minum yang siap di konsumsi
secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu dan
aman diminum. Air minum dalam kemasan tersedia dalam berbagai ukuran 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml (
bottle), 240 ml /220 ml (cup).
Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
harus melalui proses tahapan secara klinis maupun secara hukum, secara higines
klinis biasanya disahkan menurut peraturan pemerintah melalui Departemen Badan
Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia, fisika,
microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan
merek dagang, hak paten, sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya
mengacu pada peraturan pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar
Nasional Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak
Cipta, Hak Paten Merek dll biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk
pengurusan paten merek jenis barang dll.
Proses pengolahan air menjadi air kemasan tidaklah semudah yang dibayangkan. Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA terdapat 6 tahap yang harus dilalui yaitu:
- Proses Water Treatment System
- Proses Water Sterilisasi
- Proses Quality Control System
- Proses Pengemasan ( Gallon, Bottle, Cup, dll)
- Proses Pengepakan
- Proses Distribusi
Proses – proses
diatas dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan :
1.
Proses
Water Treatment System
Proses Water Treatment System atau proses
pengolahan air yang merupakan air yang bersih higienis dan bebas dari segi
fisika maupun kimia
2. Proses Water Sterilisasi
Proses sterilisasi harus dilakukan secara baik dan
benar, agar kualitas air yang dihasilkan benar–benar steril dan dijamin tidak
merugikan kesehatan.
Adapun proses ini dilakukan setelah proses OZONISASI
yaitu proses pencampuran gas ozone kedalam air umpan yang telah diproses
melalui water treatment system, yang mana ozone ini berfungsi sebagai /
membunuh kuman, bactery serta virus–virus yang kemungkinan masih ada dalam air,
serta sebagai pengawet yang food grade yang tidak ada efek samping terhadap
tubuh manusia.
3. Proses Quality Control System
Proses quality control dilakukan secara bertahap dan
continu agar air yang dikemas benar–benar stabil dan terjamin kualitasnya dari
waktu kewaktu.
4. Proses Pengemasan
Proses pengemasan
dapat berupa kemasan gallon , bottle, atau cup yang mana proses ini diharuskan
menggunakan mesin mesin yang automatic maupun semi- automatic agar kontak
tangan maupun tubuh operator dihindari sekecil mungkin agar tidak terjadi
kontaminasi dari tubuh operator tersebut ke dalam kemasan maupun air hasil.
5. Proses Pengepakan
Proses Pengepakan
dapat dilakukan secara manual maupun automatic yang terpenting disini
pengemasan dilakukan dengan rapi dan bersih.
6. Proses distribusi
Proses distribusi sebaiknya dilakukan 5 – 6 jam
setelah proses pengemasan agar kondisi gas OZONE yang terkandung dalam air
hasil menguap dan gas ozone tersebut kembali menjadi oxigent. Setelah 5 – 6 jam
lebih baru produk diperbolehkan dikonsumsi maupun diditribusikan.
Dari
proses yang dilihat untuk pembuatan air minum dalam kemasan, sepertinya sudah
sangat steril dan memenuhi standar kesehatan. Lalu apa sebenarnya yang
menjadikan air minum dalam kemasan bisa tetap terkontaminasi mikroba?
Berdasarkan studi kasus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
terdapat 20 depo air minum di wilayah Jakarta pada tahun 2012 tidak memenuhi
standar pengisian air minum, seperti tidak adanya proses sterilisasi pada galon
air. Selain itu, penanganan produk secara tidak tepat saat distribusi hingga
sampai ke pedagang dan konsumen juga berpengaruh pada kualitas AMDK. Kemasan
yang rusak atau bocor akibat guncangan karena penanganan yang kurang tepat,
seperti dilempar saat proses distribusi, dapat memicu perkembangan mikroba di
dalamnya. Penyimpanan yang tidak baik, seperti dalam keadaan tidak tertutup
rapat atau di tempat yang kontak langsung dengan sinar matahari dapat memicu
perkembangan mikroba tertentu dan dapat merusak mutu dari kualitas air
tersebut.
Berikut adalah mikroorganisme yang dapat
hidup di air minum.
1.
Bakteri coliform
Bakteri
coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum.
Kelompok bakteri coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter
aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis
bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya
di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air
minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadirnya bakteri-bakteri patogen
lain
2. Salmonella typhi
Salmonella typhi merupakan salah satu
spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif
aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan
tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh
manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan
tifus, atau demam enterik. Dialam
bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. Di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan. Lalu air
minum dalam kemasan dalam terinfeksi bakteri ini karena adanya kesalahan metode
pemurnian air atau kontaminasi silang ( Cross Contaminant ) antara pipa air
dengan dengan saluran air limbah ( Tarigan, 1988 ).
3.
Escherichia
coli
Escherichia
coli yang mengacu pada sekelompok bakteri yang
biasanya ditemukan dalam makanan dan air. Kebanyakan dari bakteri ini
tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan
penyakit. Penyakit akibat E. coli timbul saat bakteri ini melepaskan racun
yang dinamakan Sehiga sehingga membuat orang sakit. Racun E. coli paling sering menyebabkan
masalah perut dan usus, seperti diare dan muntah.
Bakteri ini bisa
menggandakan tubuhnya atau yang disebut pula dengan generasi dalam waktu 15
hingga 20 menit saja. Dalam waktu tersebut bakteri ini mampu menggandakan
tubuhnya menjadi dua kali lipat. Dalam bagan geometrik eksponensiall, tercatat
dalam waktu 10 jam saja satu sel bakteri ini bisa menggandakan tubuhnya dan
berkembang menjadi lebih dari 1 triliun sel.
Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien
sederhana, dan dapat
memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005). Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 8°C 46°C, tetapi
suhu optimumnya adalah 37°C. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada
tubuh manusia dan vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978).
4..
Legionella Pneumophila
Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif,
berbentuk batang, tidak meragi D-glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi
nitrit. Koloni bakteri ini hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastik
yang berlumut dan tahan kaporit dengan konsentrasi klorin 26 mg/l.
Legionella dapat
hidup pada suhu antara 5,7°C – 63°C dan hidup subur pada suhu 30°C – 45°C.
Aerobacter aerogenes merupakan bakteri gram
negatif yang berbentuk basil, motil, tidak membentuk spora,berkapsul,dan memiliki
flagel. Bakteri ini sering ditemukan bersama E. Coli hidup
bebas di alam seperti di air, tanah dan juga di saluran pencernaan manusia dan
hewan.
Sifat pertumbuhan dari Aerobacter
aerogenes yaitu dapat tumbuh baik hampir di semua media buatan pada laboratorium
mikrobiologi. Selain itu A. aerogenes juga mengurai karbohidrat seperti glukosa
dan laktosa menjadi asam dan gas seperti halnya Escherichia coli.
Aerobacter aerogenes sering ditemukan bersama E.
Coli pada lingkungan yang sama (tanah & air), selain dapat hidup sebagai
saprobe di saluran pencernaan hewan dan manusia. Aerobacter
aerogenes adalah salah satu jenis bakteri coliform, yang merupakan kelompok
bakteri yang digunakan sebagai indikator kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap makanan dan minuman.
Itulah
beberapa mikroba yang menjadi patogen jika jumlahnya berlebihan di dalam air
minum.
Mengacu
pada standar World Health Organization (WHO), Meminum air minum yang
terkontaminasi mikroba patogen merupakan salah satu faktor utama berkembangnya
penyakit, seperti diare. Diare dapat menyebabkan 1,4 juta bayi meninggal setiap
tahun.
Sebagai
konsumen, sudah selayakya kita lebih berhati-hati apa yang akan kita konsumsi.
Terlebih lagi untuk air minum, karena air adalah kebutuhan utama dan kebutuhan
paling besar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sekian dari saya, semoga apa
yang sudah disajikan bermanfaat :D
Daftar Pustaka
Sukiman Said Umar,
dkk, 2007, Keracunan Akibat Pangan, Jakarta: Sentra Informasi Keracunan
Nasional, Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI.
Kim, S. Food
Poisoning: Bacterial, Fifth Edition. Olson, K.R. (Ed). Lange Medical
Books/McGraw-Hill Companies, Inc. New York. 2007.
Maksum Radji, dkk,
2008, Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. V, Depok: Departemen Farmasi FMIPA,
Universitas Indonesia.
Sri Agung Fitri
Kusuma, 2010, Escherichia coli, Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran.
Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/ 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-3553-2006 Tentang Air Minum Dalam
Kemasan
http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page4_em.htm#when_to_seek_medical_care
http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page6_em.htm#food_poisoning_self-care_at_home
http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page7_em.htm#food_poisoning_medical_treatment
http://www.health.ny.gov/environmental/water/drinking/coliform_bacteria