Pages

Kamis, 23 April 2015

Air Minum Kemasan? atau Mikroba dalam Kemasan







Tidak dapat dipungkiri di jaman serba cepat ini, kita selalu melakukan apapun dengan instan. Tak terkecuali dengan mengkonsumsi air untuk minum. Banyak orang yang lebih memilih membeli air minum kemasan saja untuk dibawa di jalan dibandingkan dengan membawa air minum sendiri dari rumah, atau bahkan dirumah pun mereka tidak memasak air sendiri tetapi juga menggunakan air galon. Tanpa kita sadari, ternyata air minum kemasan yang selama ini kita minum dan kita anggap aman untuk dikonsumsi bisa mengandung mikroba-mikroba berbahaya. Apa saja mikroba yang bisa terdapat dalam air minum kemasan? Dan bagaimana sebenarnya proses pembuatan air minum kemasan ini? Saya akan berbagi sedikit info nya disini..
          Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) menurut SNI 01-3553-2006, merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu dan aman diminum. Air minum dalam kemasan tersedia dalam berbagai ukuran 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).
          Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan secara klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan menurut peraturan pemerintah melalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang, hak paten, sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peraturan pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek dll biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk pengurusan paten merek jenis barang dll.

Proses pengolahan air menjadi air kemasan tidaklah semudah yang dibayangkan. Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA terdapat 6 tahap yang harus dilalui yaitu:

  1. Proses Water Treatment System
  2. Proses Water Sterilisasi
  3. Proses Quality Control System
  4. Proses Pengemasan ( Gallon, Bottle, Cup, dll)
  5. Proses Pengepakan
  6. Proses Distribusi
Proses – proses diatas dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan :
1.   Proses Water Treatment System
Proses Water Treatment System  atau proses pengolahan air yang merupakan air yang bersih higienis dan bebas dari segi fisika maupun kimia
2.  Proses Water Sterilisasi
Proses sterilisasi harus dilakukan secara baik dan benar, agar kualitas air yang dihasilkan benar–benar steril dan dijamin tidak merugikan kesehatan.
Adapun proses ini dilakukan setelah proses OZONISASI yaitu proses pencampuran gas ozone kedalam air umpan yang telah diproses melalui water treatment system, yang mana ozone ini berfungsi sebagai / membunuh kuman, bactery serta virus–virus yang kemungkinan masih ada dalam air, serta sebagai pengawet yang food grade yang tidak ada efek samping terhadap tubuh manusia.
3.  Proses Quality Control System
Proses quality control dilakukan secara bertahap dan continu agar air yang dikemas benar–benar stabil dan terjamin kualitasnya dari waktu kewaktu.
4.  Proses Pengemasan
Proses pengemasan dapat berupa kemasan gallon , bottle, atau cup yang mana proses ini diharuskan menggunakan mesin mesin yang automatic maupun semi- automatic agar kontak tangan maupun tubuh operator dihindari sekecil mungkin agar tidak terjadi kontaminasi dari tubuh operator tersebut ke dalam kemasan maupun air hasil.

5.  Proses Pengepakan
Proses Pengepakan dapat dilakukan secara manual maupun automatic yang terpenting disini pengemasan dilakukan dengan rapi dan bersih.
6.  Proses distribusi
 Proses distribusi sebaiknya dilakukan 5 – 6 jam setelah proses pengemasan agar kondisi gas OZONE yang terkandung dalam air hasil menguap dan gas ozone tersebut kembali menjadi oxigent. Setelah 5 – 6 jam lebih baru produk diperbolehkan dikonsumsi maupun diditribusikan.

          Dari proses yang dilihat untuk pembuatan air minum dalam kemasan, sepertinya sudah sangat steril dan memenuhi standar kesehatan. Lalu apa sebenarnya yang menjadikan air minum dalam kemasan bisa tetap terkontaminasi mikroba?
Berdasarkan studi kasus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terdapat 20 depo air minum di wilayah Jakarta pada tahun 2012 tidak memenuhi standar pengisian air minum, seperti tidak adanya proses sterilisasi pada galon air. Selain itu, penanganan produk secara tidak tepat saat distribusi hingga sampai ke pedagang dan konsumen juga berpengaruh pada kualitas AMDK. Kemasan yang rusak atau bocor akibat guncangan karena penanganan yang kurang tepat, seperti dilempar saat proses distribusi, dapat memicu perkembangan mikroba di dalamnya. Penyimpanan yang tidak baik, seperti dalam keadaan tidak tertutup rapat atau di tempat yang kontak langsung dengan sinar matahari dapat memicu perkembangan mikroba tertentu dan dapat merusak mutu dari kualitas air tersebut.
Berikut adalah mikroorganisme yang dapat hidup di air minum.
1.     Bakteri coliform
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadirnya bakteri-bakteri patogen lain
2.   Salmonella typhi




Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik. Dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan makanan. Di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan. Lalu air minum dalam kemasan dalam terinfeksi bakteri ini karena adanya kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang ( Cross Contaminant ) antara pipa air dengan dengan saluran air limbah ( Tarigan, 1988 ).
3.    Escherichia coli
 

Escherichia coli yang mengacu pada sekelompok bakteri yang biasanya ditemukan dalam makanan dan air. Kebanyakan dari bakteri ini tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan penyakit. Penyakit akibat E. coli timbul saat bakteri ini melepaskan racun yang dinamakan Sehiga sehingga membuat orang sakit. Racun E. coli paling sering menyebabkan masalah perut dan usus, seperti diare dan muntah. 
Bakteri ini bisa menggandakan tubuhnya atau yang disebut pula dengan generasi dalam waktu 15 hingga 20 menit saja. Dalam waktu tersebut bakteri ini mampu menggandakan tubuhnya menjadi dua kali lipat. Dalam bagan geometrik eksponensiall, tercatat dalam waktu 10 jam saja satu sel bakteri ini bisa menggandakan tubuhnya dan berkembang menjadi lebih dari 1 triliun sel.
Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005). Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 8°C 46°C, tetapi suhu optimumnya adalah 37°C. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978).

4.. Legionella Pneumophila


                 
Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak meragi D-glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit. Koloni bakteri ini hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut dan tahan kaporit dengan konsentrasi klorin 2­6 mg/l. 

Legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7°C – 63°C dan hidup subur pada suhu 30°C – 45°C.

5.    ENTEROBACTER AEROGENES

   
Aerobacter aerogenes merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, motil, tidak membentuk spora,berkapsul,dan memiliki flagel. Bakteri ini sering ditemukan bersama E. Coli hidup bebas di alam seperti di air, tanah dan juga di saluran pencernaan manusia dan hewan.
Sifat pertumbuhan dari Aerobacter aerogenes yaitu dapat tumbuh baik hampir di semua media buatan pada laboratorium mikrobiologi. Selain itu A. aerogenes juga mengurai karbohidrat seperti glukosa dan laktosa menjadi asam dan gas seperti halnya Escherichia coli.

Aerobacter aerogenes sering ditemukan bersama E. Coli pada lingkungan yang sama (tanah & air), selain dapat hidup sebagai saprobe di saluran pencernaan hewan dan manusia.  Aerobacter aerogenes adalah salah satu jenis bakteri coliform, yang merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap makanan dan minuman.


Itulah beberapa mikroba yang menjadi patogen jika jumlahnya berlebihan di dalam air minum.
Mengacu pada standar World Health Organization (WHO), Meminum air minum yang terkontaminasi mikroba patogen merupakan salah satu faktor utama berkembangnya penyakit, seperti diare. Diare dapat menyebabkan 1,4 juta bayi meninggal setiap tahun.

Sebagai konsumen, sudah selayakya kita lebih berhati-hati apa yang akan kita konsumsi. Terlebih lagi untuk air minum, karena air adalah kebutuhan utama dan kebutuhan paling besar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sekian dari saya, semoga apa yang sudah disajikan bermanfaat :D




Daftar Pustaka

Sukiman Said Umar, dkk, 2007, Keracunan Akibat Pangan, Jakarta: Sentra Informasi Keracunan Nasional, Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI.
             
Kim, S. Food Poisoning: Bacterial, Fifth Edition. Olson, K.R. (Ed). Lange Medical Books/McGraw-Hill Companies, Inc. New York. 2007.

Maksum Radji, dkk, 2008, Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. V, Depok: Departemen Farmasi FMIPA, Universitas Indonesia.

Sri Agung Fitri Kusuma, 2010, Escherichia coli, Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/ 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-3553-2006 Tentang Air Minum Dalam Kemasan

http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page4_em.htm#when_to_seek_medical_care

http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page6_em.htm#food_poisoning_self-care_at_home

http://www.emedicinehealth.com/food_poisoning/page7_em.htm#food_poisoning_medical_treatment

http://www.health.ny.gov/environmental/water/drinking/coliform_bacteria


30 komentar:

  1. Permasalahan yang dibahas oleh saudari Audina sangat menarik, karena dalam kehidupan sehari-hari kita sendiri sering sekali bahkan selalu membeli air minum dalam kemasan, karena lebih efisien dibanding harus memasak air terlebih dahulu. Memasak air kembali untuk diminum juga kadang menimbulkan rasa yang kurang enak saat diminum tidak seperti air minum kemasan. selain itu juga air yang dimasak kembali atau bahkan dididihkan terlalu lama dengan maksud mematikan bakteri juga tidak terlalu baik untuk kesehatan seperti yang diulas di http://www.memobee.com/5-jenis-air-minum-yang-membahayakan-kesehatan-1946-eij.html
    semakin bagus juga jika tiap bakteri diberikan klasifikasinya...
    Good Job Audina! :D

    BalasHapus
  2. Sedikit menambahkan dari artikel http://life.viva.co.id/news/read/153581-bahaya_di_balik_air_minum_kemasan. Ahli Gizi Dr Chris Fenn mengatakan, air kemasan tidak diperlukan dengan tersedianya sistem air minum yang cukup baik di sebuah negara. "Kualitas air keran yang baik membuat tidak ada masalah seperti yang ditemukan dalam air kemasan," katanya seperti dimuat laman Telegraph.
    Di sejumlah negara maju, pemerintah memang menyediakan sistem air keran siap minum. Air yang mengucur lewat keran di rumah bisa langsung dikonsumsi tanpa dimasak. Sedangkan di Indonesia air keran belum memenuhi standar siap minum.
    Permasalahan yang sering muncul di negara kita adalah buruknya kualitas air minum isi ulang. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menemukan ratusan depo yang menjual air minum isi ulang mengandung bakteri E-Coli.

    BalasHapus
  3. izin menambahkan,, buruknya kualitas air yang ada di Indonesia khususnya jakarta ya karena sekarang ini banyak masyarakat yang tidak memperdulikan lingkungan, seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, dan aktivitas industri yang membuang limbahnya sembarangan (limbah berbahaya), sehingga limbah-limbah tersebut terserap/masuk ke dalam serapan air, sehingga air yang tadinya bersih menjadi tidak layak konsumsi lagi. air memang sangat penting dalam kehidupan kita, sehingga kita harus lebih berhati-hati dalam memilih air, apalagi air yang akan kita konsumsi :D.

    BalasHapus
  4. Mohon izin menambahkan artikel dari saudari Audina. Pada buku Dasara-dasar Mikrobiologi karanngan Michael, dkk. (1988) bahwa aman atau tidaknya air untuk diminum yaitu dengan ketentuan, salah satunya adalah air harus ditempatkan pada botol steril dan tidak boleh terkontaminasi.
    sedangkan pada web: http://wolipop.detik.com/read/2012/05/07/084446/1910572/1135/3-bahaya-mengintai-di-balik-air-mineral-kemasan
    terdapat bahaya yang ada pada air kemasan salah satunya adalah pada air kemasan galon bagian mulut galon mengandung bakteri.
    Terima kasih ^^

    BalasHapus
  5. izin menambahkan ya audina, bahwa ada informasi mengenai AMDK yang dibahas diatas bahwa di daerah Indramayu terbukti air kemasan isi ulang tidak seluruhnya bebas bakteri. Berdasarkan pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu pada akhir 2013, setidaknya masih ada air isi ulang dari puluhan depot air minum yang masih mengandung bakteri Escherichia Coli. Bakteri tersebut bisa menyebabkan diare bagi yang mengkonsumsinya.berita lengkapnya bisa dilihat di link berikut http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2014/03/20/274608/air-minum-kemasan-ternyata-tak-seluruhnya-bebas-bakteri :)

    BalasHapus
  6. saudari audina sudah mengepak tentang beberapa kemungkinan yang bahaya ketika meminum air kemasan atau air isi ulang, saya menyukai saran saudara putri juga tentang memasak air membuat tingkat kehigienisan yang baik. kita pun mengerti era saat ini sudah ingin yang praktis.. krna memasak air sudah sangat repot, dan padahal lingkungan sendiri pun masih kurang dijaga padahal untuk kesehatan sendiri. dan saya juga menyukai komentar kak anggit mengaitkan nya dengan lingkungan seperti ulasan artikel yang membahas tentang air bersih atau air minum ? http://green.kompasiana.com/polusi/2012/11/17/air-bersih-atau-air-minum-509750.html
    karena air sangat penting untuk kehidupan terutama kitasendiri bahkan air pun merupakan salah satu substrat utama pada bakteri (Supardi dan Sukamto, 1999)
    lalu, kalo udah kepepet untuk minum air kemasan karena ga sempet masak ada tipsnya

    Selalu beli air minum isi ulang pada depot resmi yang sudah tersertifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan
    Selalu periksa keaslian label dan segel dari merk air minum yang anda gunakan, pastikan bukan merupakan produk yang dipalsukan.
    Air minum adalah air tawar, dan segar rasanya. Apabila anda merasa bahwa air yang anda minum aneh, tengik dan apek, jangan diminum, dan gantilah air minum tersebut.
    Apabila terpaksa membeli air minum isi ulang pada depot pengisian tidak resmi, masaklah air tersebut sebelum anda konsumsi, karena bakteri – bakteri seperti e.colii dan salmonella akan mati pada suhu tinggi.
    bisa di lihat secara jelas pada artikel http://halosehat.com/minuman/minuman-berbahaya/9-bahaya-air-minum-isi-ulang-wajib-diketahui

    BalasHapus
  7. izin menambahkan juga dari artikel audina lyadi ini dan juga komentar dari saudari dian bahwa untuk mengetahui baik buruknya air tersebut dapat dikonsumsi tidak hanya harus ditempatkan pada botol steril saja akan tetapi kadar kandungan pH pun perlu diperhatikan.

    Hasil riset dari web http://homepurealkali.com/informasi-ph-dan-kadar-oksigen-terlarut-pada-air-minum-kemasan-dan-air-isi-ulang/ bahwa ph air minum kemasan yang paling tinggi adalah 6,47 pH air murni yang bagus ialah 7. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

    terimakasih :D

    BalasHapus
  8. Menarik sekali artikelnya Audina, belakangan ini masyarakat kita sering salah kaprah dengan air kemasan, namun dengan adanya artikel ini membuka wawasan kita mengenai bakteri pada air kemasan itu sendiri, dan menyeramkan juga ternyata air yang masuk ke dalam tubuh kita bukanlah zat-zat hara yang menguntungkan melainkan bakteri-bakteri merugikan.
    Menambahkan saja seputar air kemasan, agar kita tidak terlalu panik dalam mengkonsumsi air kemasan, dapat dilihat pada https://zarravata.wordpress.com/2012/11/23/deteksi-adanya-bakteri-pada-air-minum-dalam-kemasan-galon/
    Didalamnya menjelaskan seputar langkah kita sebagai pengkonsumsi air kemasan agar air kemasan yang kita konsumsi tersebut tetap dalam keadaan aman untuk dikonsumsi.
    Terimakasih Audina, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  9. Artikel audina sangat menarik karena air minum kemasan sering kali kita konsumsi setiap harinya. Disini saya ingin sedikit memberikan informasi tentang Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Isi Ulang Dari Depot di Kota Manado. jadi dalam pengujian diambil 9 sampel air dari depot-depot yang berada di kecamatan manado, masih ada cemaran mikroba pada semua
    sampel air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar setelah melalui pengujian Angka Lempeng Total (ALT) karena melebihi batas cemaran mikroba menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01- 3553 tahun 2006 yaitu 1,0 x 102 koloni/mL. dalam sampel tersebut masih terdapat bakteri coliform dan masih ada pula sampel air minum yang terdapat bakteri Escherichia coli.

    Sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CFEQFjAG&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Fpharmacon%2Farticle%2Fdownload%2F5450%2F4957&ei=7u5BVYaCEJacugS-k4HoDw&v6u=https%3A%2F%2Fs-v6exp1-ds.metric.gstatic.com%2Fgen_204%3Fip%3D180.214.232.65%26ts%3D1430384366736191%26auth%3Deifpwsudsyfzn7z4a2aqtx6fl5fh5i5h%26rndm%3D0.1974885153214958&v6s=2&v6t=168327&usg=AFQjCNHWjbCB1bYaewe8uHK6InOeUUqzsw&sig2=zYGN3GhFzDf-NiMpoHB4AA&bvm=bv.92189499,d.c2E

    BalasHapus
  10. Dengan adanya pemaparan dari artikel di atas dapat dipahami bahwasannya air minum dalam kemasan yang selama ini dikonsumsi belum tentu baik untuk tubuh karena di dalamnya banyak mengandung mikroba yang dapat membahayakan. Izin menambahkan bahwa selain diare, keseringan mengkonsumsi air minum dalam kemasan dapat menyebabkan sistem imunitas tubuh pun menjadi lemah khususnya bagi orang-orang yang memiliki sistem imun rendah, hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Roy.
    Deputy Keamanan Pangan BPOM Roy Sparingga menjelaskan, AMDK yang memiliki bakteri di atas ambang batas, jika dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama bagi mereka yang memiliki imunitas yang rendah, immuno compromized atau yang memiliki masalah kesehatan.
    info lebih lengkap dapat dilihat pada link berikut http://www.tanyadok.com/berita/waspadai-bakteri-berbahaya-di-dalam-air-minum-kemasan
    sungguh miris apabila mengingat sulitnya mendapatkan air bersih, bahkan air minum dalam kemasan pun yang terlihat bersih ternyata membahayakan untuk tubuh :)

    BalasHapus
  11. sedikit menambahkan informasi tentang bakteri yang terdapat di air kemasan. dari yang sudah dijelaskan sudah cukup deskriptif jenis-jenis bakteri nya lagi lagi bakteri yang terkenal yaitu E coli. namun ada beberapa jenis bakteri lain yang terindikasi di dalam air kemasan seperti lima jenis bakteri Gram-negatif (yaitu Klebsiella terrigena, Ralstonia pickettii, Acidovorax temperans, dan Acidovorax delafieldii dan Agrobacterium rhizogenes) dan dua jenis Gram-positif (yaitu Burkholderia glumae dan Bacillus Thermoglucosidasius).
    ternyata banyak jenis bakteri lainnya yang memungkinkan terdapat di dalam air kemasan jadi tetap berhati- hati dalam memilih air minum kemasan karena Jenis-jenis air yang diuji meliputi 16 jenis mata air, 11 diidentifikasi sebagai dimurnikan dan / atau diperkaya air keran, lima orang berkarbonasi air dan tiga air suling. Studi ini menunjukkan bahwa enam mata air dan tiga merek air keran botol menunjukkan kontaminasi bakteri kecil.
    info yang dapat dibaca selanjutnya silahkan lihat disini --> http://www.livestrong.com/article/301338-the-types-of-bacteria-found-in-bottled-water/

    terimakasih :)

    BalasHapus
  12. izin menambahkan saudari audina dan saudari amel yang berkomentarpH (potenz of Hydrogen) air minum sangat berpengaruh bagi keseimbangan tubuh manusia. Umumnya untuk menguji kualitas air minum, hanya dilakukan pengujian dengan TDS meter (Total Dissolved Solid) yang satuannya ppm.

    Akan tetapi yang ideal adalah juga: berapa pH air minum yang kita konsumsi? Apakah relevan bila untuk air minum dipertanyakan pH-nya, kenapa bukan hanya TDS-nya saja? Sebagai contoh ekstrem: Apakah anda mau minum air ber pH 2 atau 3 yang sangat-sangat asam? Dijamin lambung anda akan rusak.

    pH tubuh manusia normal adalah 7,3 – 7,5, banyak ahli kesehatan mengatakan bahwa tubuh yang ber-alkali dapat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, termasuk sel-sel KANKER, yang dapat terbentuk dengan mudah dalam tubuh yang bersifat Asam (Acidosis).

    Juga salah satu fungsi air adalah mendorong keluar racun dari dalam tubuh, sehingga dari Departemen Kesehatan merekomendasikan untuk pH air yang dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 – 8,5. Jika kita minum air dengan pH di bawah 6,5 itu adalah air yang sifatnya asam, dan hal itu adalah sangat tidak baik bagi tubuh kita.

    Beberapa gajala yang biasanya terjadi jika darah kita bersifat Asam :

    – Gangguan pencernaan
    – Rendahnya energi
    – Mudah capai
    – Sakit serta rasa sakit pada sendi
    – Kanker dan penyakit degeneratif
    – dan lain-lain.

    http://air-kangen.com/air-sehat

    BalasHapus
  13. Artikel yang dibuat sangat memberi wawasan baru terhadap air kemasan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Ternyata air kemasan yang sering dikonsumsi memiliki bakteri yang sangat merugikan bagi tubuh seperti bakteri Coliform, Aerogenes, E.coli dan lain-lain. Padahal air menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bagi manusia.
    Deputy Keamanan Pangan BPOM menjelaskan, AMDK yang memiliki bakteri di atas ambang batas, jika dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama bagi mereka yang memiliki imunitas yang rendah, immuno compromized atau yang memiliki masalah kesehatan.

    Terdapat PUR yang merupakan bahan campuran berupa bubuk yang dapat mematikan bakteri pathogen pada air. Dapat dibaca http://aquaya.org/wp-content/uploads/Aquaya_PUR_SOP_BAHASA_INDONESIA.pdf untuk menambah pengetahuan baru.

    BalasHapus
  14. terimakasih audina untuk informasi tentang mikroba yang berada di air minum kemasan. memang kita seringkali tidak memikirkan dalam mengkonsumsi AMDK, seberapa higienis kah air itu untuk diminum? mungkin beberapa orang melihat kehigienis'an AMDK hanya dari merk yang dibeli. namun, tidak secara langsung meneliti apakah air tersebut telah terkontaminasi atau belum? palingan hanya melihat apakah kemasannya terbuka, sudah kadaluwarsa, atau minuman tersebut berbau.
    ada pula cara untuk mengetahui adanya bakteri pada minuman, dapat dilihat di http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol2.no1.Januari2010/DETEKSI%20ADANYA%20BAKTERI%20PADA%20AIR%20MINUM%20DALAM%20KEMASAN%20GALON.pdf

    BalasHapus
  15. Informasi yang disajikan audina sangat menarik dan penting bagi kehidupan sehari-hari kita yang sangat bergantung pada air minum untuk menunjang aktivitas. Maka perlu diperhatikan bahwa jumlah mikroba dalam air itu bisa bertambah sesuai handling-nya. Walaupun saat keluar pabrik airnya bersih, tapi kalau handling-nya salah saat di tangan konsumen, bisa jadi kotor. Misal, ditaruh di bawah sinar matahari atau kemasannya bocor atau terkoyak-koyak karena dilempar, itu bisa memacu perkembangan mikroba di dalamnya. Selain itu zat kimia digunakan dalam kemasan plastik dan seringkali dikaitkan dengan risiko kanker, bahkan diberi label zat beracun. Zat itu adalah Bishopenol A (BPA) yang tak lain merupakan bahan kimia yang umum untuk membuat botol plastik. BPA mengandung endocrine disruptor yang memiliki dampak memengaruhi hormon normal di dalam tubuh. BPA bisa "menipu" tubuh untuk meningkatkan lebih banyak lemak. Bahkan, BPA dapat membuat jumlah produksi insulin (cara tubuh mengatur lemak dan karbohidrat). Jika terlalu banyak insulin, tubuh jadi "kebal" terhadap dampaknya dengan kenaikan berat badan dan diabetes tipe dua.
    Selengkapnya >>http://feed.id/article/perhatikan-kemasan-botol-air-minum-anda-150305q.html
    Terimakasih :)
    Dela Rahma S

    BalasHapus
  16. Wah artikelmu sangat menarik audina :), saya hanya ingin menambahkan informasi saja bahwa Bakteri coliform dalam air minum ini dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.
    Izin menambahkan lagi bahwa Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan penelitian untuk meneliti kadar bakteri yang terkandung dalam minuman kemasan tersebut. Dari 21 merk minuman kemasan gelas yang diuji, 11 di antaranya ditemukan nilai ambang batas bakteri yang bermasalah.Dari 11 merk air minum kemasan yang bermasalah tersebut, ditemukan total bakteri mencapai 10 ribu sampai 100 ribu koloni/mL. Padahal, menurut Standar SNI 01-3553-2006 kandungan mikrobiologi untuk air minum itu mulai dari 100 sampai dengan 100 ribu koloni/mL.
    Bisa dibaca lebih jelas lagi pada http://klinikanakonline.com/2010/10/31/bahaya/
    Semoga bermanfaat ya :)

    BalasHapus
  17. Terima kasih Audina bertambah lagi pengetauhan saya mengenai mikroba dalam air minum kemasa. Izin menambahkan sedikit, bahwa dari literatur yang saya baca, pada penyimpanan air minum dalam kemasan khususnya galon dari hasil penelitian dapat dilihat ada kecenderungan peningkatan jumlah bakteri setelah air disimpan ke dalam dispenser, hal ini mungkin disebabkan karena memang terjadi pertambahan jumlah bakteri akibat proses
    perkembangbiakan bakteri dari bakteri awal dan adanya sejumlah bakteri dalam dispenser sehingga hitungan TPC makin bertambah. Untuk lebih jelasnya, bisa di lihat dalam http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol2.no1.Januari2010/DETEKSI%20ADANYA%20BAKTERI%20PADA%20AIR%20MINUM%20DALAM%20KEMASAN%20GALON.pdf semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  18. Berdasarkan artikel diatas, dapat dipahami bahwa air minum dalam kemasan yang selama ini dikonsumsi belum tentu baik untuk tubuh karena di dalamnya banyak mengandung mikroba yang dapat membahayakan. Yang saya tanyakan, bagaimana mikroba pada air minum kemasan tersebut memperoleh nutrisinya?
    Kemudian, pada zaman serba modern ini hanyak sekali teknologi yang mampu mengubah air keran menjadi air layak minum, bagaimana pendapat saudari mengenai hal tersebut? Dan apakah dapat dipastikan apabila menggunakan teknologi tersebut, mikroba yang terdapat didalamnya akan mati? Terima kasih

    BalasHapus
  19. artikel mengenai mikroba dalam air minum kemasan yang dibahas dalam artikel ini sangat informatif, karena pembahasannya menyangkut pada kehidupan sehari-hari. Pada zaman yang serba modern ini air untuk konsumsi sehari-hari sudah jarang menggunakan air rebusan, rata-rata masyarakat menggunakan air isi ulang berkemasan. Artikel ini menambah informasi tentang pencemaran air oleh mikroba beserta jenis bakterinya. Hanya ingin berbagi ya untuk tips bagi para konsumer air kemasan bisa klik disini http://bplh.bekasikota.go.id/read/162/air-minum-kemasan-atau-air-minum-isi-ulang. Terimakasi

    BalasHapus
  20. Artikel yang cukup menarik dan informatif. Memang tak disangka ternyata air dalam kemasan yang telah kita anggap lebih steril dari air yang dimasak bisa mengandung mikroba juga tanpa kita sadari pastinya. Memang kontaminasi bakteri bisa terjadi karna ulah manusia sendiri yang kurang berhati-hati seperti yang telah diuraikan oleh saudari Audina dan kawan-kawan lainnya. Namun sekali lagi perlu kita sadari jika kita dapat membuat air kemasan dengan cara yang baik, maka kemungkinan kontaminasi bakteri tidak terjadi. Izin menambahkan, alangkah baiknya sebelum melihat sisi negatif, tidak ada salahnya kita melihat sisi positif pada air kemasas bukan ? Hal ini di jelaskan dalam web http://cirill.co.id/berita-127-keunggulan-amdk-cirill-5-fakta.html. pastinya keuntunga itu akan kita dapat jika kita memang konsumen n produsen yang cerdas. Terima kasih.

    BalasHapus
  21. Jarang sekali kita memperhatikan kebersihan dan kesehatan dari kemasan air mineral yang kita anggap sudah sangat bersih. Namun dari cara-cara yang telah dilampirkan oleh Au, saya ingin menambahkan cara sederhana dengan "Radiasi dan Pemanasan Dengan Sinar Matahari" seperti yang diterangkan di http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/disinfeksi-cara-sederhana-menghilangkan-kuman-dari-air-minum/. Keseluruhan, topik yang diangkat Au cukup menarik. Terima kasih.

    BalasHapus
  22. artikelnya sangat bagus dan informatif sekali audia lyadi. setelah membaca artikel au, saya jadi tau ternyata di air kemasan pun belum tentu bebas dari mikroba yang kecil itu, benar benar ya mikroba itu ada dimana mana. apalagi kalau botol air minum kemasan itu dipakai berulang ulang, maka akan semakin banyak saja mikrobanya. selain itu juga kita harus memperhatikan bahan dasar plastik pembuatan botol kemasan, karna jika meggunakan bahan plastik yang tidak bagus akan berdampak pada kesehatan kita juga. sumber : http://www.rsud.patikab.go.id/v2/index.php?page=berita&id=37
    trimaksih audia lyadi :)

    BalasHapus
  23. artikel yang au buat sangat informatif, ternyata air minum yang kita konsumsi tentunya setiap hari juga mengandung mikroba. tidak lain lagi dengan yang sudah audina bahas disini juga terdapat 10 jenis bakteri serta peranannya yang terdapat dalam air . dapat di cek di http://www.apakabardunia.com/2013/04/ada-10-monster-dalam-air-minum-kita.html . terimakasih :-)

    BalasHapus
  24. artikel yang sangat menarik dan informatif, terlebih lagi pembahasan artikel yakni mengenai air minum kemasan yang tentunya banyak diperjual belikan, ternyata air minum kemasan tidak sebaik yang kita kira, maka dalam hal ini kita perlu juga berhati-hati dalam pemilihan air minum liya mau nambahin ya mengenai persyaratan air minum berkualitas menurut Kepmenkes No. 907 tahun 2002 dapat dibaca pada sumber berikut storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/DalamNegri/MENKES_907.pdf Terima Kasih Audina

    BalasHapus
  25. artikel yang au buat sangat menarik ya dan juga sudah bagus.. membahas tentang minuman kemasan yang setiap hari kita minum pastinya kita akan memerlukan air putih karena sebagian dari tubuh kita mengandung banyak air. Hanya ingin menambahkan sedikit tentang Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Industri Air minum dalam kemasan AMDK.
    Untuk memasuki industri air minum dalam kemasan amdk, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha tersebut dalam membangun pabrik air minum dalam kemasan amdk, antara lain: Sumber bahan baku air, Lokasi pabrik, Pangsa pasar dan kebiasaan dari konsumen. baca lengkapnya di sini http://www.tirtamandiri.com/pabrik-air-minum-dalam-kemasan-amdk/.
    Terimkasih Audina yang sudah membahas tentang ini semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  26. air merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam kehidupan, dimana makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup tanpa air. untuk itu menurut saya pemilihan judul artikel ini sangat bagus dan tepat dizaman modern seperti ini dimana masyarakat ada yang tidak lagi memperhatikan kualitas air dalam kemasan karena memikirkan aspek instan nya. komentar dari teman-teman juga banyak yang menyebutkan tentang bagaimana pemilihan air kemasan yang baik, untuk menghindari air kemasan yang tidak baik, alangkah bagusnya kalo kita juga mengurangi penggunaan air kemasan untuk mengurangi faktor yang dapat menyebabkan penyakit karena begitu banyak bakteri yang terdapat pada air kemasan. ijin menambahkan audina dan untuk teman-teman semua dapat dibaca kenapa harus mengurangi minum air kemasan http://www.belantaraindonesia.org/2014/04/kurangi-minum-air-dalam-kemasan.html. nah, semoga bermanfaat semuanya :D

    BalasHapus
  27. good article Audina :D saya ingin menambahkan bagaimana cara membedakan air mineral palsu dan yang asli dikutip dari merdeka.com. Berdasarkan hasil penelusuran, air-air mineral kemasan palsu beredar di tempat-tempat ramai dan terbuka. Biasanya mereka menjual melalui pedagang asongan dan ada pula yang dititipkan di warung-warung. Para pedagang nakal ini menggunakan botol-botol kemasan bekas kemudian diisi air dari sumbernya tidak jelas.lebih lengkap silahkan klik http://www.merdeka.com/peristiwa/bahaya-air-mineral-kemasan-botol-banyak-yang-palsu.html terima kasih :D

    BalasHapus
  28. Artikel yang dibuat Audina sangat menarik sekali. Mikroba pastilah hidup dimana-mana dan tidak terlepas dengan kehidupan kita. Namun, apalah jadinya jika di dalam air minum kemasan yang sering kita konsumsi terdapat mikroba berbahaya? bisa saja kita dapat mengalami keracunan air minum.
    saya akan menambahkan sedikit mengenai cara pencegahan keracunan akibat air minum kemasan yang mengandung mikroba patogen.
    Ada beberapa langkah cerdas guna mencegah terjadinya keracunan mikroba pada AMDK maupun air minum kemasan isi ulang:
    1. Periksa label kemasan, lihat tanggal kedaluwarsa dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
    2. Pastikan kemasan masih tersegel, tidak rusak, dan tidak bocor.
    3. Jika ingin menggunakan air minum kemasan isi ulang, lakukan pengisian ulang di depo-depo air minum yang terjaga kebersihannya. Perhatikan sistem pengolahan air pada depo-depo tersebut kesesuaian terhadap standar yang ditetapkan, seperti tersedia alat sterilisasi galon dan lampu ultra violet (UV). Pencucian kemasan yang dapat dipakai ulang harus dilakukan dan disanitasi dalam mesin pencuci dengan menggunakan jenis deterjen yang aman (deterjen alkali dan deterjen asam) untuk pangan pada suhu 55-75°C. Sedangkan untuk sanitasi dapat digunakan air ozon atau desinfektan yang aman (senyawa klorin, iodium dan kompleks iodium, senyawa ammonium quartenair) untuk pangan.
    4. Pengemasan AMDK harus dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama masa penyimpanan dan pengangkutan. Perhatikan kondisi air apakah layak diminum. Secara fisik air layak minum dapat dilihat, kendati kontaminasi bakteri yang ada hanya bisa diuji di laboratorium. Air layak minum tak boleh memiliki bau, rasa, dan warna (harus jernih), baik itu untuk AMDK maupun air minum kemasan isi ulang yang beredar di depo-depo pengisian.
    5. Simpan AMDK yang memenuhi syarat agar tidak terkena sinar matahari langsung.
    6. Selalu menjaga kebersihan dispenser. Penggunaan dispenser berulang–ulang tanpa memperhatikan kebersihannya dapat memungkinkan tumbuhnya mikroba.
    7. Laporkan kepada pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Badan POM/Balai POM setempat jika terjadi keracunan akibat air minum kemasan maupun menemukan air minum kemasan yang diduga berpotensi membahayakan kesehatan.
    Sumber: http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Bahaya-Mikroba-Pada-Air-Kemasan-Final.pdf

    Terima kasih, Semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  29. sya setuju dengan artikel audina ini , apalagi di tempat tinggal kita bisa dibilang semua orang megkonsumsi air kemasan. jadi kita harus tahu lebih dalam sebenarnya apa bahaya dalam air kemasan . air kemasan juga bisa membuat orang yang mengkonsumsinya keracunan seperti yang sudah diungkapkan oleh Saudari Windy http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Bahaya-Mikroba-Pada-Air-Kemasan-Final.pdf
    selain itu juga, air kemasan juga harus memenuhi aturan undang-undang kemasan pangan http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2012/06/lb-2-2008.pdf

    terima kasih audina atas info pentingnya :)

    BalasHapus
  30. wah artikelnya bagus audinaaa :) , demi mengurangi tingkat keracunan, pelegalan distribusi AMDK cukup ketat ya. Badan Standarisasi Nasional menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-3553-2006 tentang AMDK mensyaratkan bahwa jumlah cemaran mikroba pada angka lempeng total awal maksimal 1,0x 102 koloni/ml saat di pabrik dan angka lempeng total akhir 1,0x 105 koloni/ml saat sudah di pasaran. Untuk bakteri berbentuk Coli batas maksimalnya adalah <2 APM/100ml dan tidak boleh mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa. zakiyah ingin menambah tentang beberapa pencegahan agar tidak terinfeksi akibat bakteri di MDK yang dapat dibaca di http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Bahaya-Mikroba-Pada-Air-Kemasan-Final.pdf . terima kasih semangat audinaa :)

    BalasHapus